Pulang lebih siang dari teman-teman dan ditinggal jemputan,
resiko yang harus gw hadapi hari ini sebagai petugas radio untuk PPSU hari Sabtu mendatang.
Berjalan kaki sendirian menuju pangkalan angkot dan menunggu angkot yang ngetem dengan penuh kesabaran adalah hal yang biasa, tetapi tidak menjadi biasa karena hari ini banyak penumpang yang puasa (sepertinya puasa), gw gak bisa sembarangan minum diangkot, lagi-lagi gw harus menahan dahaga seperti kemaren.
Bertemu dan berkenalan secara tidak sengaja dengan penumpang lain adalah hal plus-plus yang gw dapatkan setiap kali naik angkot.
Begitu pula dengan siang ini :o)
Mmm... Mmm! Gw bertemu dengan seorang kerabat dari Frau Audrey, guru Bahasa Jerman gw di sekolah.
Singkat cerita, kerabat Frau Audrey atau sebut saja Frau melihat stiker pemberian Frau Audrey bertuliskan "Ich Lerne Deutsch" (Saya Belajar Bahasa Jerman) )yang menempel pada map tas gw.
Percakapanpun di mulai. Ternyata Frau ini adalah guru di sekolah swasta-internasioal DIS (Deutsch Internationale Schule) Serpong. Sebenarnya Frau punya rumah di BSD, tetapi siang ini Frau memutuskan untuk pulang ke rumahnya yang ada di Ancol.Jakarta, katanya lagi kangen rumah.
Selama kita bercakap-cakap, kita belum mengenal satu sama lain.
Frau menanyakan beberapa hal simple tentang aku, sekolah dan guru-guru Bahasa Jerman.
Ternyata Frau Audrey eksis sekali yaa.. "Gurumu yang kecil itu kan?", "Iya, Frau Audrey".
Mulai tumbuh pertanyaan dalam benak gw, kenapa guru-guru Bahasa Jerman gw kecil-kecil ya?
Sepertinya semacam ciri khas :D
Kadang-kadang Frau melontarkan pertanyaan ataupun pernyataan dalam Bahasa Jerman yang gw ga nangkep sama sekali apa kalimatnya, gw merasa sedang dicobai.
Yang gw tangkep cuma satu pertanyaan, "Wo wohnts du?" yang artinya kamu tinggal di mana.
Dengan semangat yang menggebu-gebu gw langsung menjawab mantap, "Ich komme aus...."
EH! Tunggu!! Gw salah jawab! Aaaaaaaaa!!!!!
Gw langsung membetulkan jawaban, "eh maksudnya, Ich wohne in Bambu Apus", gw akhiri jawaban perbaikan gw dengan cengiran khas gw :D
Sepertinya percakapan ini akan berakhir dalam waktu kurang dari 5 menit karena gw harus turun dari angkot, tapi gw belum tau siapa nama Frau yang gempul. Seperti tau apa isi pikiran gw, Frau mulai bertanya.
"Oh ya,namamu siapa?". Lagi-lagi dengan semangat gw menjawab, "Ich heisse Debby", dan kali ini gw gak salah jawab :D.
Sekarang giliran gw bertanya, "kalau nama Frau siapa?", gak mau kalah kerennya dari gw, Frau menjawab
"Ich heisse Evy". Oh ternyata namanya Frau Evy. Gw mencoba mengingat-ngingat namanya dengan baik agar gw bisa menyampaikan salamnya pada Frau Audrey, untuk itu gw menanyakan namanya untuk kedua kalinya.
"Kiri bang"
Pas sekali, percakapan kami berakhir dengan mulus dan gw harus turun dari angkot.
"Auf Viedersehen Frau Evy", kalimat terakhir, penutup percakapan kami di angkot.
Seru sekali rasanya setiap naik angkot dan bertemu dengan orang-orang baru yang tidak di duga.
Kalau aja gw pulang naik angkot tiap hari, mungkin tak terhitung lagi berapa banyak orang baru yang akan gw temui.
Listen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment