Listen


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Sunday, July 31, 2011 0 comments

Pilar Masa Depan

Malam ini gue lagi menikmati sisa awal pekan yang cukup mengasyikan. Inti kegiatan gue seharian ini adalah menikmati candu aksara, entah itu membaca habis novel Sang Pemimpi, mulai membaca novel Winter in Tokyo, membaca postingan puisi-puisi, ngobrol bersama sahabat lewat SMS atau sekedar membaca Timeline Twitter lalu me-retweet sesuatu yang menarik.

Tiba-tiba saja, di tengah kukungan zona nyaman, gue menerima sebuah SMS. Isinya tidak bercerita tentang sesuatu yang gue bayangkan, entah itu ajakan nonton Harry Potter and Deathly Hallows Part 2, atau mungkin sekedar SMS kata-kata pembangkit semangat, atau mungkin SMS curhatan temen gue yang lagi galau akut, atau SMS dari operator yang ga pernah gue gubris. Ternyata itu SMS dari "miss Catty" seorang sahabat lama. Isi SMS ini sangat mengejutkan gue. Sangat mengejutkan, karena dalam SMS itu sahabat gue minta dukungan doa. Awalnya gue kira doa untuk keluarga siapa gitu yang salah satu anggota keluarganya meninggal. Ternyata jauh lebih lirih. Sahabat gue minta dukungan doa untuk cucu seorang guru Toefl (di SMP gue dulu) yang akan menjalani operasi pada hari Selasa. Bukan sekedar operasi usus buntu atau sinus, tetapi operasi pengangkatan bola mata. Karena cucu malang yang baru berusia 2 minggu itu terkena kanker.

Gue cuma bisa lirih, sedih membaca SMS itu. Gue gak bisa membayangkan, bahkan gue gak berani membayangkan bagaimana rasanya menjadi si adik kecil itu. Kehilangan indra penglihatan di usia sedini ini. Bagaimana rasanya menjadi dia? Adik kecil yang malang. Bagaimana ia bisa mengenal arti sebuah warna? Apa itu hijaunya rumput? Apa itu putih awan? Apa itu indah biru langit? Apa itu merah darah? Apa itu jingga di langit sore?
Gue gak sanggup jika seumur hidup gue hanya mengenal kegelapan, merasa sendirian tanpa arah. Kesedihan yang gue rasakan juga gak sebanding dengan kesedihan yang dirasakan guru gue dan keluarganya.

Gue dan temen-temen gue gak bisa melakukan apa-apa. Tetapi kami semua yakin, tangan Tuhan pasti bisa melawat, memberi mujizat bagi adik kecil kami. Ratusan pucuk "surat" telah kami kirim pada Tuhan, kami yakin Ia telah membaca "surat-surat" kami. Dua hari lagi, bukan waktu yang lama, tetapi tidak ada yang mustahil dengan bantuan tangan Tuhan. Apapun yang Tuhan akan kerjakan, itulah yang terbaik bagi ma'am dan keluarganya.

Mendengar kisah adik kecil, gue jadi teringat film Indonesia yang baru gue tonton, Surat Kecil Untuk Tuhan. Sedikit ulasan, film ini terinpirasi dari kisah nyata seorang gadis bernama Gitta yang menderita kanker ganas pada jaringan otot lunak wajahnya. Luar biasanya dalam penderitaannya ia tidak pernah menyerah, ia selalu berjuang bahkan bisa menjadi yang terbaik di antara teman-temannya. "Aku ingin menjadi bintang Sirius, yang selalu bersinar paling terang", kira-kira begitulah kutipan yang gue dapet dari dialog film itu. Tetapi sayang, karena bintang Sirius menghabiskan energinya untuk terus bersinar terang, maka umurnya tidaklah panjang.

Gue melihat pada diri gue.
Kalian lihat diri kalian.

Sempurnakah?

Tentu saja

TIDAK
Karena Sempurna adalah Tuhan.
Tanpa cacat dan cela.

Begitulah yang gue ucapkan pada diri gue di depan cermin.

TETAPI

Kondisi hidup gue

Dapat didefinisikan sabagai "kesempurnaan". Walau pun terkadang gue gak puas dengan kondisi fisik gue yang bertubuh kecil mungil, tetapi inilah "kesempurnaan" bagi gue; gue sehat selalu, gue gak mengidap penyakit keras yang bisa merenggut hidup gue, gue masih bisa hidup dalam standar normal hidup manusia, kehidupan gue tercukupi dan berbagai "kesempurnaan" lainnya.

Tetapi sayang, terkadang kita yang merasa sempurna dan memiliki "kesempurnaan" selalu lupa diri; kita lupa diri karena terlalu menikmati hidup dalam zona nyaman, saat menghadapi sedikit kesulitan saja, mulai lah rentetan keluh kita lantunkan, mulai bersungut-sungut, mulai malas-malasan, jadi "pelajar/pekerja kreditan" yang selalu menunda mengerjakan tugas. Nanti, nanti dan nanti. Selalu nanti. Atau... "Entar dulu deh". Padahal kita cukup tahu kalau masa depan itu dimulai dari sekarang, bukan nanti. Tetapi kita lupa atau mungkin mulai jenuh dengan pernyataan itu. Gue mengibaratkan masa depan itu sebuah bangunan besar yang ditopang ribuan pilar. Sadar atau tidak, saat kita mulai menunda melakukan sesuatu sekecil apapun itu berarti kita telah melucuti satu persatu pilar masa depan kita.
Semua keputusan ada di tangan kita, apa kita akan terus melucuti pilar-pilar masa depan kita, atau menyusun lebih banyak pilar lagi? Terserah padamu kawan.

Nama lain pilar masa depan yang sering kita abaikan adalah kesempatan.
Kesempatan itu berlian bukan sekedar emas, bahkan bagi gue harganya lebih mahal dari berlian. Sekecil apapun kalian memandang kesempatan, jangan pernah disia-siakan. Terkadang kita gak menyadari bahwa dalam kesempatan itu, kita sedang ditahbiskan, diberi suatu kehormatan, diberi ilmu baru; bukan sekedar ilmu yang akan berakhir pada kertas ijazah, tetapi ilmu yang belum tentu semua orang bisa miliki.

Dan ingat kawan, jangan memandang rendah diri kalian, kalian gak perlu merasa rendah diri di depan manusia yang menurut kalian lebih hebat. Kita semua setara, hanya jumlah pilar kita yang berbeda. :)
Jadi, kalau ingin masa depan kalian lebih terjamin, kalian harus ingat nama-nama pilar masa depan ini:
Iman, Semangat dan Kesempatan.
0 comments

Lilin Kecil

Aku suci, suci suci

Bukan karena perbuatanku
melaikan kasih karuniaMu

Aku kudus, kudus, kudus

Bukan karena persembahanku
melainkan korban darahMu

Hidupku tidak berubah
melaikan telah ditukar
hidup yang lebih baik

akulah satu
dari anak-anak Terang
aku tinggal dalam Terang
dan Terang di dalamku

Kegelapan
tak 'kan pernah menyeretku lagi
karena Terang
tinggal di dalamku

Suci, suci, suci

Berbahagialah kamu
yang tak mendengar
namun percaya

Kudus, kudus, kudus

Berbahagialah kamu
yang menyadari
siapa jati dirimu

siapakah kamu?
siapakah aku?

Kita adalah
anak-anak Terang
Monday, July 25, 2011 0 comments

Kasta Brahmana

Aku lemah
Tungkaiku lelah, telapak kakiku letih, tanganku gemetar, mataku sayu
sudah separuh bumi ku jelajahi
tetapi belum ku temukan sesuatu yang ku cari


Aku lapar, aku haus
perut menderu, tenggorokku kering
dahaga kian menyiksa jasmaniku
tetapi belum ku temukan sesuatu yang ku cari


Kesempurnaan
adalah sesuatu
bukan makhluk,
tak berwujud


Aku bodoh
terus mengejar kesempurnaan


Ia menjerat
menarikku dalam bayang kelam


Ia tidak nyata!


Tak ada kesempurnaan di dunia ini!


Karena kesempurnaan berarti satu
satu adalah Ia yang empunya
kesempurnaan


Sempurna adalah Tuhan
0 comments

Dilema Brondong Jagung

Dalam terjaga
mimpi kan berakhir
dalam terlelap
mimpi mungkin tak kembali

Dalam terjaga
impian bertumbuh
dalam terlelap
impian merajut mimpi

Pipi merona
aku malu,
tak berani menatap
mata sang mentari
cahayanya panas
membakar arteri

Embun merengkuh wajahku
tangannya dingin
angin membisik mesra
cobalah...
beranilah menatapnya

Sekali lagi ku coba
ku tatap
tapi
aku malu!
0 comments

Doa Rindu Senja

manusia,

Kreativitas bisa mati,
inspirasi bisa kering,
potensinya kan terkubur
di dalam tanah
bersama tulang belulangnya


Tuhan,

Kreativitas tak bisa dimengerti,
Ia-lah sumber inspirasi
Ia-lah yang menganugrahi potensi
Ia-lah A dan Z
yang awal dan akhir,
tetapi tak pernah berakhir


kuasa dan keagunganNya
TanganNya luar biasa terampil
Ia seniman hebat
karyaNya dikenal dunia
dipuja dan dikagumi


Wahai,
Sang pengrajin artistik


Maukah Kau
melukis sepotret senja
di awan-awan kelabu ini,
untuk ku?


Hatiku rindu
pita jingga, nila, toska
menghiasi kaki langit
0 comments

Paradoks

:D



Tertawa dalam tangis

tersenyum dikala perih



Sukacita menggelora

bak ombak menghempas

karang kepahitan



Hatiku riang

girang tiada ujung



bukan karena kuat

bukan karena hebatku

bukan karena teori sugesti

bukan karena hidupku

karena hidupku digenangi

asam-asin air mata



Tetapi

karena kuasa tanganNya

mengikat pilu

mengangkat tangis

menghapus air mata



Ia ubah segalanya menjadi sukacita



entah kenapa

semua terasa berbeda

ringan, tiada beban



hanya sukacita,

senyuman

dan ketegaran



:)
0 comments

Dua Sisi

Dalam rupiah:
Ada garuda
di balik
500 rupiah

Dalam dunia:
ada kekecewaan
di balik
pengharapan

Dalam Kristus:
ada kepastian
di balik
janji

Dalam cinta:
ada pengorbanan
di balik
pilihan

Dalam persahabatan:
ada amarah
di balik
tawa
di balik
kesedihan
di balik
senyuman
di balik
kebencian
di balik
keterbukaan
di balik
penghianatan
di balik
kesetiaan
di balik
pengorbanan
di balik
keegoisan
di balik
impian
di balik
realita
di balik
harapan
di balik
kesempatan.

Dalam persahabatan selalu ada kejutan
0 comments

Halaman 206: Tamat (?)

Aku

Berdiri sendiri
di tengah terpaan angin
guyuran hujan
dingin
gelap
Aku sedang menunggumu

Tanganku memegang lilin
pengharapan menyala
benderang
melawan kegelapan

Kita,
berdiri sendirian
dalam gelap
tanpa pegangan

Ini,
lilin kecil untukmu
masih ku pegang
erat
tak peduli
panas lilin cair
menyengat tanganku
akan ku jaga cahaya ini
jangan sampai terang ini redup

Ini,
aku
seperti orang bodoh
menunggu dirimu
melirikku,
menyadari kehadiranku
membawa cahaya untukmu

Tak bisakah kau
melihat diriku?

Tak inginkah kau
menikmati cahaya
hidup dalam terang
bersamaku?

Memang salahku
tak memanggilmu
tak mengajakmu
berdiri bersamaku
di dalam terang

Itu
titik cahaya kecil
di ujung sana

Kau mulai melangkah
menuju cahaya kecil itu
entah dari mana asalnya

Aku di sini!
tapi aku tak mampu memanggilmu

Kemarilah!

tapi..

kau sudah pergi menjauh
terus melangkah

Kakiku terpaku
tanganku tak mampu menjangkaumu
tetapi kau sudah pergi ke dalam gelap

Aku,
berdiri sendiri
tanganku memegang lilin
cahayanya kemilau
hangatkan tubuhku

Tapi

aku tidak membutuhkannya lagi

Lebih baik aku kedinginan
dari pada
menikmati cahaya
sendirian

"Fuuuh"

Ku tiup lilin itu
biarlah kegelapan
membungkus tubuhku
 
;