Setelah menjalani test dengan penuh keterpaksaan,
saatnya bagiku menunggu pengumuman hasil test...
Aku tidak bisa memperkirakan, apakah aku akan di terima atau di tolak, aku benar-benar tidak peduli dengan hasil test yang aku jalani,, yang masih ada di pikiranku adalah, bagaimana caranya aku bisa mengikuti test di sekolah impianku..
ckckck...
Tekadku benar-benar bulat,,
Selain memikirkan cara tersebut,, aku juga sering teringat masa-masa saat aku test di sekolah pilihan itu..
hmm...
Aku ingat sekali,, saat test aku mengerjakan semua pertanyaan-pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh,,walaupun,, terkadang dalam pikiranku terngiang,, "kerjakan asal saja,, kamu ga mau di sini kan??",, tapi aku menampik pikiran itu... aku terus berusaha mengerjakan yang terbaik yang aku bisa,, aku antusias sekali mengerjakan semua itu....
Bahkan,, hingga detik ini masih terngiang di kepalaku 1 pertanyaan yang aku jawab dengan penuh dusta...
"apa alasan kamu masuk sekolah ini?"
awalnya aku tidak ingin menjawab, tiba-tiba saja, jari-jariku menulis sebuah kalimat dengan cepat "karena pilihan mama", awalnya aku ingin menghapus jawaban itu, tetapi yang aku lakukan justru menambah kalimat lain lagi yang hampir membuatku kehabisan nafas, aku menulis " karena pilihan mama dan saya sangat menyetujui hal tersebut"
HAIZ!!!!
Benar-benar pendusta!!
Hal tersebut masih terngiang hingga detik ini,,
Setelah test....
Aku malah merasa telah melakukan kebodohan,,
feelingku sedang membisu saat itu,,aku tidak memiliki firasat apa-apa,
aku tidak tahu, apakah aku akan di terima atau tidak..
Aku tidak mempedulikan itu sama sekali...
Setelah menunggu cukup lama dengan kebimbangan,
akhirnya hari yang di tunggu (oleh mama) tiba...
aku tetap bersikap biasa saja,, apapun hasilnya,, masa bodo bagiku..
Pada hari itu aku sedang sekolah,,,
setelah pulang sekolah, aku memegang ponselku seperti biasa,, menunggu waktu yang tepat untuk meng-sms mama...
akupun penasaran dengan hasil testku,, lalu aku meng-sms mama, bertanya apakah aku diterima atau tidak, lagi-lagi, tidak ada perasaan apapun yang aku rasakan..
Tiba-tiba, mama menelfon dan memberi kabar...
Aku benar-benar tidak tahu bagaimana cara menanggapi kabar itu,
akupun tidak tahu, apakah itu kabar gembira atau kabar buruk...
Semua perasaanku bercampur aduk, aku bingung cara menanggapinya...
Aku tidak tahu mengapa aku menyatakan perasaan senang saat mendengar kabar itu,,
bahkan aku berlari ke arah teman-temanku, menyampaikan kabar itu, seolah-olah itu adalah kabar gembira,, bahkan aku menitikan air mataku...
aku tidak tahu apa maksudnya..
Di terima...
itu kata yang aku dengar tadi...
1 kata yang membuatku bingung...
*****
Hari-hariku semakin memburuk....
1 kata singkat itu menghantui pikiranku....
"Aku akan di kekang di sana selama 3 tahun terakhir, mimpi burukku jadi kenyataan, aku tidak mau!" Aku masih bertahan untuk meraih mimpiku yang akan kudapat 1 langkah lagi, aku terus berusaha melawan kenyataan...
Bodoh sekali,, sebenarnya aku juga menyadari bahwa sekolah pilihan itu memang "pilihan"
tetapi aku tetap menghindar,,,
Aku menghabiskan waktu untuk memikirkan hal tersebut,,
hingga waktunya habis...
Impian untuk masuk sekolah impianku hanya tinggal impian saja....
1 anak tangga yang seharusnya bisa aku naiki untuk mencapai impian tersebut sudah hilang, entah kemana...
Akupun mulai berusaha menerima kenyataan,,
aku tidak mau berenang di lautan yang kosong,
yang hanya menghamparkan perairan luas, tetapi tidak ada artinya...
Aku berusaha menarik diriku dari nyamannya lautan tersebut...
setelah berusaha dengan keras...
Aku bisa menarik diriku,,
perlahan tapi pasti...
Lautan itu menyisakan luka, goresan kecil di tubuhku..
Perih rasanya..
tetapi, dengan berjalannya waktu,, luka itupun pulih...
Aku berusaha membuka mataku,
menyadarkan diri,,
inilah kenyataan,,
inilah yang terjadi,,,
dan inilah keputusan terbaik yang Tuhan beri dan aku tidak bisa melakukan apa-apa...
Setelah merefleksikan diri, menenangkan hati, menutup semua luka goresan yang masih tertinggal...
Akupun mulai berdiri,,
walaupun luka itu masih terasa menggigit, aku tetap bertahan, aku tidak mau merasakannya lagi...
Aku siap menerima sekolah itu apa adanya...
Listen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment