Listen


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Friday, September 11, 2009

Part I : Mimpi yang membutakan

hmmm....
aku akui,,aku memang seorang pemimpi...
semua orang juga pemimpi,
tapi setiap orang punya mimpinya sendiri,,
begitu juga aku.

Aku punya segudang mimpi,,
yah..selama aku menjalani hidup yang nyata, saat aku sudah bisa menyadari bahwa aku memiliki mimpi yang ingin sekali aku wujud kan
[aku tidak ingat pasti,, sejak kapan aku sudah bisa memiliki sebuah harapan,, aku juga tidak ingat, apa keinginan pertamaku... tapi aku yakin,, keinginan itu tidak lebih dari sebuah boneka... ;o) ]

beberapa keinginanku sudah menjadi kenyataan,, sesuai dengan harapanku..
walaupun beberapa keinginan itu dapat di bilang hanya keinginan kecil,,
rasanya sangat menyenangkan sekali, apa yang aku impikan jadi kenyataan...
Aku bisa bermain keyboard, aku mulai suka membaca novel-novel yang tebal(dulu, aku benci sekali novel-novel seperti itu,,hahaha...), aku mengoleksi beraneka ragam sticker (sejak aku kelas 4 SD :D ), dan masih banyak lagi....

tapi,, masih ada banyak keinginanku yang belum menjadi kenyataan, masih banyak juga keinginan lain yang mungkin belum terpikir ataupun aku sadari,,, keinginan-keinginan itu berada di sekelilingku, masih tersembunyi....

Aku memiliki kisah yang cukup mengesankan bagiku sendiri,,kisah tentang 1 keinginanku...

Ini kisah singkat saat aku masih duduk di bangku kelas 9 SMP...

Sebagai remaja yang penuh dengan mimpi,,aku juga punya keinginan untuk masa depanku...
Pada masa itu, aku harus menentukan pilihan, untuk memilih sekolah lanjutan (SMA),, di pikiranku telah terpikir 1 sekolah. Aku sudah mengincar- incar sekolah itu sejak aku kelas 8. Aku ingin sekali masuk ke sekolah itu. Aku tau segala konsekuensi yang akan aku hadapi di sekolah itu, jarak yang jauh, pelajaran yang sulit. Tetapi, aku bukan tipe orang yang mudah menyerah dan pesimis, aku tidak akan menyerah mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku berusaha belajar dengan giat dan keras, dan terbukti, nilai-nilaiku langsung membaik, bahkan aku telah membuat perkiraan-perkiraan, rencana dan menyusun waktu, seandainya aku berhasil masuk,, ckckck.... sungguh, pejuang yang tangguh, hahaha....

Tetapi orang tuaku, khususnya mama, sama sekali tidak setuju. Di mata mama, sekolah itu tidak ada apa-apanya dengan sekolah yang mama pilih. Karena tekadku sudah bulat, aku tetap berkeras hati, menunjukan aku bisa, aku mampu.

Pikiranku sering terbagi waktu itu, terbagi karena memikirkan aktifitas yang sedang aku jalani dan membuat pertimbangan-pertimbangan lagi...

hmmm...
Keuangan jika aku sekolah di tempat itu,, hmmm.... papa pasti bisa menanggung,, gaji papa cukup, dan aku percaya, Tuhan selalu memberkati keluargaku... ;o)

Jarak sekolah???
hmmm...
cukup jauh,,aku harus naik anggkot berkali-kali...
ah... sudah biasa,,
aku sering hang out, naik turun angkutan umum dari pagi sampe sore...
fisikku pasti masih kuat...

teman-teman di sana??
hmm...
kalau aku mau berbaur,, pasti aku bisa bergabung dengan mereka...

pelajaran???
ah...
walaupun sulit,, aku yakin, aku pasti bisa..
setiap pelajaran sebenarnya mudah, tinggal bagaimana diriku menerima itu..
aku harus belajar sungguh-sungguh, aku pasti bisa menghadapinya..
tidak ada yang perlu aku takuti...


ckckck....
sungguh pikiran-pikiran yang radikal dan terlalu optimis..
pikiran-pikiran tersebut yang hampir setiap hari aku pikirkan,
dan telah tertanam cukup dalam,,sehingga sulit untukku memikirkan pertimbangan lain...
tetapi tetap saja mama tidak setuju...
aku pun mulai berusaha sendiri..
yang membuat aku mulai berharap, mama mulai mendukungku,,walaupun sedikit..

mama dan papa mau mengantar aku melihat sekolah itu...

hmmm,,, bangunannya megah,,hanya sedikit gersang, tetapi aku tidak memikirkan hal tersebut, yang aku pikirkan,, itu pilihanku dan merupakan pilihan terbaik!!
aku semakin menjadi-jadi,,

bahkan,, aku menangis, merengek saat mama tetap memvonis aku tidak boleh sekolah di tempat itu,,,
(sekarang bagiku, itu teramat sangat konyol, hahaha..)
Aaaaa!!!
jiwa egois ku membara....
aku tetap bertahan, dan mengancam tidak akan masuk sekolah pilihan mama jika aku belum merasakan tes di sekolah itu...

Baiknya, mama masih mau mencari info tentang pilihanku..
info-info yang aku dengar, kebanyakan menyinggung sisi negatif sekolah itu,,,
yang katanya sulit, berat, bahkan bisa membuat orang frustasi jika tidak tahan...

aku menilai,, itu hanya pendapat orang,, mungkin anak-anak mereka tidak tahan,, belum tentu aku tidak tahan di sekolah itu,, aku pasti bisa...

mama telah menjatuhkan vonis akhir,,
aku tidak diizinkan,,
huft...
karena jarak yang jauh dan fisikku tidak mendukung, di tambah lagi dengan beban pelajaran, keuangan juga berat, walaupun papa bisa memenuhi..

bahkan, mama tidak mengizinkan aku ikut test di sekolah itu,,
karena takut, aku akan mendapat hasil yang sia-sia...

papa,,,
papa menyerahkan semuanya ke tanganku,,aku bebas memilih, tetapi, aku benar-benar tidak bisa berkutik jika mama sudah tidak setuju...

berhari-hari aku merefleksikan diri,,
hasil yang aku dapat sama saja,,pilihan pertamaku tetap yang terbaik,,
tetapi sebagian hatiku juga mengingatkan,, aku harus bisa sedikit menyenangkan hati mama,,
aku memang egois, tetapi aku juga harus bisa memikirkan perasaan orang lain..

akhirnya,, dengan berat hati dan sangat terpaksa...
aku menjalani test di sekolah pilihan mamaku

aku hanya berdiam diri saat ditanya ini dah itu..
aku tidak mampu menjawab,, paling aku hanya menjawab sedikit..
aku melihat mama terlihat bahagia,,aku tidak bisa menghancurkan hal tersebut
aku berusaha menarik bibirku yang membeku untuk membentuk garis lengkung favoritku..
aku meluapkan segala emosi untuk menarik garis itu..
dan alhasil..aku berhasil melakukannya...
aku berhasil memakai topengku di hadapan banyak orang,,
sungguh,, topeng itu pasti mahal sekali,,jarang sekali ada topeng seperti itu,,
topeng yang berhasil meyakinkan hati banyak orang...
tidak peduli siapa orang itu...

selama perjalanan dan persiapan,, yang ada dipikiranku hanya 2 hal,,
kutukan dan penenangan...

sebagian diriku berusaha membuatku tidak tenang, mengingatkan aku kembali pada pilihan pertamaku...
tetapi sebagian diriku, justru menenangkan diriku...
aku berada pada keadaan yang sulit pada saat itu, sulit sekali bagi ku mengontrol diriku...
aku merasa,,bukan pikiranku yang mengatur diriku,, tetapi ada hal lain yang mengontrol diriku,,dengan 2 sisi yang berbeda...
aku merasa terombang-ambing...
pikiranku sunggu kosong...

saat aku sampai di sekolah pilihan itu...
aku melihat banyak sekali peserta yang ikut..
dari dalam dan luar sekolah itu,,
bahkan banyak siswa dari sekolah pilihanku yang ikut mendaftar ke sekolah itu....

aku menjauhkan pikiranku dari pertimbanganku...
aku menenangkan diriku, berdoa dan berharap, aku mengambil keputusan terbaik (walapun dengan perasaan terpaksa)...

sambil aku menjaga diriku agar tetap utuh menjadi satu bagian, aku hanya mengamati dan mengamati, segala kekurangan sekolah itu...
aku melihat anak-anak di sekitarku, mereka asik dan sibuk belajar...
sedangkan aku,, tidak melakukan apa-apa, hanya bermain dengan handphone-ku...
bahkan sebelumnya, aku tidak melakukan persiapan apa-apa untuk menghadapi test pada hari itu di sekolah itu...

yang aku lakukan selama ini hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi test di sekolah pilihanku...jadi untuk apa aku pusing-pusing memikirkan cara untuk masuk sekolah itu...
aku hanya mengobrol dengan temanku, peserta test yang lain,. walaupun hanya sebentar...
hatiku dipenuhi kekesalan,,,
bahkan aku berpikir, untuk mengerjakan test nanti seasal-asalnya saja...
aku tidak perlu mengerjakan semaksimal mungkin,,

Tetapi sebagian diriku mencegah hal tersebut, bagian itu berbisik "jangan, setidaknya kamu bisa menunjukan hasil usahamu untuk mencapai sekolah pilihanmu, dengan ikut test di sini, dan tunjukan kalau kamu bisa melakukan yang terbaik, soal diterima atau tidak bisa belakangan,,kamu juga sudah siap menerima apapun hasilnya kan?"

Setelah aku pikir lagi,,
hmm...
ada benarnya juga,,aku akan membuktikan pada ratusan perserta lain, bahwa aku bisa melakukan yang terbaik...
benar-benar, jiwa bersaingku saat itu sedang tersesulut,,, bahkan aku cenderung arogan,
karena sejujurnya aku juga menyadari kemampuanku,,
aku tidak mau bersikap munafik, seolah-olah aku tidak bisa padahal aku bisa...
aku selalu ingin menunjukan kemampuan, talentaku,, walaupun aku juga menyadari,, talentaku tidak sebanding dengan yang di miliki orang lain...

Bel berbunyi,,,
memekakan telingaku,,
dengan hati bimbang, perasaan canggung...
aku memasuki ruang test dan menduduki tempat yang telah di sesuaikan...

dalam hati aku hanya berkata..
"tunjukan yang terbaik"
dan aku mulai mengisi lembar test pertamaku...
matematika,,
pelajaran favoritku waktu itu..
hahaaha...

*to be continue*

0 comments:

Post a Comment

 
;