Kami menuruni perahu mesin kami dan barang-barang kami, para awak kapal membantu para penumpang turun dan mengangkat barang-barang mereka, sementara aku mengangkat barangku sendiri, sebuah tas batik kecil berisi barang-barang pribadiku dan tas selempang bergambar wajah 2 anak anjing yang lucu. Dengan tubuh yang masih terhuyung-huyung oleh syndrome kapal, aku berjalan menelusuri jalan setapak dari kayu yang berdiri kokoh di atas air. Kanan-kiriku ombak bergemuru lembut menghantam bibir pantai. Aku bisa menyaksikan suasana dermaga secara langsung, aku dapat merasakan samar-samar aroma amis air asin, panas matahari yang mulai menyengat keningku yang tak berponi, seorang tour guide mengantarkan kami menuju penginapan. Ternyata kami bebas memilih penginapan manapun yang kami suka, aku dan keluargaku langsung memilih sebuah penginapan dengan design minimalis yang di perminimalis lagi, pengunapan itu berupa sebuah kamar dengan 1 ranjang dan 1 kasur busa kecil, dengan sebuah kamar mandi, AC dan TV, cukup sederhana.
Rombongan kami menikmati makan siang yang sangat lezat di bawah pohon rindang di taman. Aku pribadi menikmati nasi hangat dan aneka gorengan, aku mengambil tempe goreng, ikan goreng, cumi goreng dan udang goreng, lezaaat sekali rasanya, paduan nasi putih, daging udang yang manis, cumi goreng tepung yang gurih menjawab raungan genderang di dalam perutku,daging cumi dan udangnya terasa empuk dan lembut baik untuk mesin-mesin pencernaanku, dagingnya juga segar tidak seperti yang biasanya aku makan di rumah, terkadang kesegaran cumi dan udang yang sudah sampai di Jakarta sudah hilang dan dagingnya mulai keras karena sering diawetkan oleh es batu dan berbagai pengawet. Selesai menikmati hidangan, kurang abdol rasanya kalau belum minum, minuman kali ini adalah kelapa muda segar asli dari pulau Untung Jawa, rasanya segar bahkan manis walau tanpa gula, daging kelapanya lembut, gurih dan manis pula, aku suka makan siang hari itu.
Selesai makan siang, angin di perutku kambuh lagi, sial, padahal aku belum selesai menghabiskan air kelapanya, tetapi karena sakit perut yang sudah tak tertahankan, aku meninggalkan hidangan pencuci mulut dan langsung kembali ke penginapan untuk istirahat sejenak. Sepertinya, angin pantai yang tiada hentinya ini semakin memperburuk keadaan perut kembungku, berkali-kali aku buang angin tapi tiada habisnya, angin pantai mengisi ulang perutku lagi.
Aku tidur siang selama 2 jam, rasanya enak dan segar sekali setelah bangun dari tidur, melihat waktu yang menunjukan pukul 5, aku segera bergegas untuk menikmati acara soreku di pulau mungil ini dan aku tidak mau ketinggalan pemandangan indah sunset di pantai. Singkat cerita, selesai mandi, aku dan Yola pergi ke toko gift di pulau itu. Setelah memilah-milih aku memutuskan untuk membeli 2 kalung hati berwarna hijau muda dengan hiasan pasir, kuda laut dan kerang di dalamnya. Yola membeli beberapa buah gelang berwarna pink dan biru muda dengan hiasan pasir dan kerang didalamnya. Selesai membeli gift, kami kembali sebentar ke penginapan untuk menaruh gift kami dan segera bergegas ke bibir pantai untuk menikmati pemandangan sunset.
Aaah... Indah bukan, tapi lag-lagi sial, hembusan angin pantai menusuk perutku, tapi kali ini aku hiraukan saja. Aku mulai berfoto-foto lagi dengan Yola, kami menulis nama kami di pasir, berfoto dengan ombak, mengumpulkan kerang yang terserak di bibir pantai sebanyak satu kantong besar hingga matahari benar-benar tenggelam dan langit diselimuti permadani hitam dengan beberapa kilauan berlian kecilnya.
Ternyata kegiatan mencari kerang menjadi kegiatan rank 1 malam itu, aku dan Yola sampai lupa makan malam, dari pada kehabisan makan malam. Setelah mencuci tangan sampai bersih dari pasir, aku langsung mengambil piring dan teman-temannya. Lagi-lagi kami disuguhi dengan masakan laut segar dan enak, kali ini ditambah tahu goreng, telur dan kerupuk udang. Aku mengambil nasi putih yang masih hangat, cumi pedas, tahu dan kerupuk udang, rasanya benar-benar maknyusss! Di tepi pantai yang dingin, aku menikmati lezatnya paduan nasi hangat dengan cumi pedasnya yang menghangatkan tubuhku, kerupuk udangnya terasa manis, seperti daging udang yang kurasakan tadi siang. Selesai menghabiskan makan malam, ku teguk air putih dan lengkap sudah makan malamku. Selesai makan, kami semua para rombongan berkumpul membentuk lingkaran dalam satu meja panjang kami melakukan refleksi dan pembahasan sebuah buku yang menyinggung tentang 7 rahasia sukses yang di pimpin oleh seorang bapak. Bapak ini hanya mengungkapkan garis besar dari isi buku tersebut dan menyebutkan beberapa rahasia sukses. Karena sudah mulai ngantuk dan capek, aku hanya menangkap satu point, rahasia sebuah sukses adalah berkat doa dari orang tua. Tanpa kehadiran orang tua, kita tidak akan hadir disini pula, tanpa bimbingan baik dari orang tua, kita tidak akan bisa tumbuh dan berkembang menjadi orang yang baik dan sukses seperti sekarang ini.
Selesai refleksi, aku dan Yola melanjutkan acara mencari kerang sebentar dan bermain di taman bermain pantai. Pertama aku mencoba bermain jungkat-jungkit dengan Yola, tapi batal, karena aku takut tidak bisa turun karena beratku dan Yola yang sangat amat tidak seimbang. Aku mencoba bermain ayunan dengan si kecil Michael. Setiap kali aku mengayunkan tubuhku, aku teringat masa kecilku saat TK dulu, aku suka sekali bermain ayunan, bahkan dengan kaki kecilku aku berusaha untuk bisa mengayunkan ayunan setinggi-tingginya, aku suka menikmati terpaan angin saat naik ayunan, aku suka mengamati kakiku yang terayun tinggi ke angkasa saat berayun, tetapi malam itu aku bukan gadis kecil berumur 5 tahun lagi, aku adalah gadis remaja berumur 17 tahun. Wow! Sekarang aku benar-benar percaya bahwa selain berjalan, ternyata waktu juga bisa berlari. "Wohooo", itu adalah teriakan kebebasanku setiap kali aku bermain ayunan, malam itu aku berteriak dengan suara altoku; aku sangat menikmati kebebasanku malam itu. Merasa puas mengusutkan rambutku dengan terpaan kencang angin laut, aku turun dari ayunan dan membawa Michael bersama denganku kembali ke penginapan.
Setelah mengganti baju, sikat gigi, cuci kaki, mengecek Facebook-ku yang sudah dipenuhi ucapan selamat ulang tahun dan berdoa, aku membaringkan tubuhku di atas kasur busa kecil di lantai, sialnya malam itu aku harus berbagi kasur kecil dengan Yola. Tetapi karena sudah terlalu capek, lelah dan puas, itu tidak menjadi masalah bagiku, baru beberapa menit membaringkan tubuh, aku sudah bisa masuk kealam bawah sadarku dan terlelap. Lagi-lagi aku memimpikan Jelly malam itu, aku pernah bersumpah tidak ingin memimpikan itu lagi, tetapi karena tidak mau terbebani, ku nikmati malam itu, bertemu dengan Jelly di awang-awang untuk sesaat.
Apakah sebegitu rindunya diriku padanya hingga sehari saja tidak bertemu di dunia, aku pasti bertemu dengannya di dunia mimpi?
Entahlah, tapi kalau direka ulang dengan logika, memang dari pagi aku sangat menunggu kehadirannya untuk mengucapkan salam bagiku. Berlebihan memang, tetapi tidak ada salahnya berharap akan kehadiran seseorang dan malam itu sebelum aku tidur, harapanku terjawab.
Listen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment