Listen


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Saturday, May 12, 2012

Seseorang yang Tepat

Seseorang yang sangat istimewa.
Yah... Hanya itu yang bisa aku katakan tentang dirinya.
Kadang aku tak mengerti dengan keinginan diriku.

Aku menginginkan ada seseorang yang tepat yang mengisi hidupku.Seseorang yang melengkapi separuh jiwaku, seseorang yang akan menggenggam tanganku, seseorang yang dapat mengisi jarak antar jemari tanganku, seseorang yang memelukku dan berbagi kehangatan, seseorang yang kuperbolehkan mengecup diriku; pipi dan bibirku dengan lembut, seseorang yang bisa menjadi penasehat dan pemimpin bagiku, sesorang yang bisa mengubah duniaku, seseorang yang mengingatkan aku bahwa... Aku sudah utuh.

Hanya seseorang. Tidak lebih. Namun, aku belum tahu siapa seseorang itu.

Banyak sekali orang-orang spesial yang aku temui. Aku ingin menyentuh mereka, namun tidak bisa. Bukan menyentuh secara fisik sih, lebih dari itu. Aku ingin menyentuh hati mereka. Banyak orang spesial yang telah membuat hatiku tersentuh. Namun belum ada seorang pun yang bisa aku sentuh hatinya.

Pernah ada sih satu orang, tetapi akhirnya kita malah saling menghancurkan hati kita masing-masing, tetapi puji Tuhan hatiku masih utuh dan sudah pulih.
Karena kejadian inilah aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
Hal itu bisa terjadi karena, ungkapan hatiku tidak sempat terucap kepada seseorang yang spesial, yang tak berani aku jangkau karena ia juga terlalu jauh. Aku melampiaskan perasaan itu kepada seseorang yang mulai dekat denganku, namun hatiku sama sekali tidak tersentuh olehnya. Masalah pun timbul. Aku tidak mau membahas masalah apa itu, puji Tuhan, masalah itu telah berakhir, tidak ada pihak yang diruginya, hanya saja aku cukup terluka karena telah melakukan kesalahan fatal. Menjadi pemberi harapan palsu baginya. Cukup menjadi karma bagi diriku.

Aku tidak ingin hal "bodoh" itu terulang lagi, apa lagi jika aku melampiaskannya kepada sahabatku.

Aku belum menemukan seseorang yang tepat. Namun aku telah melihat ada seseorang yang spesial.
Kami cukup dekat. Aku pribadi merasa cukup nyaman dengan dirinya. Hatiku mulai tersentuh olehnya.
Padahal jika aku bermain dengan logikaku, ia hanya memenuhi sedikit syarat untuk menjadi seseorang yang tepat bagiku. Tetapi... Entahlah ada sesuatu yang memancar dalam dirinya. Hahaha... Kadang aku merasa lucu dengan diriku; naif dan polos. Aku mempercayai hatiku 98%. Walau kadang hati sering membuat aku keliru hingga akhirnya hatiku sendiri yang terluka... Namun aku tetap mempercayainya.

Seseorang yang spesial itu... Telah membuka mataku melihat hal-hal baru. Hal-hal baru yang sebenarnya bisa menjadi sangat romantis, jika ia bisa meromantisir hal itu dengan tepat, hal-hal baru yang manis, kalau saja ia bisa menyampaikannya, hal-hal baru yang meyakinkanku bahwa hal-hal itu memang untukku, kalau saja... ia tidak pelit untuk sekedar membagi senyum dan menatap kedua mataku beberapa detik.
Namun sayang. Aku tidak menemukannya. Aku tidak berani menyimpulkan hal-hal baru itu... memang untukku. Aku tidak yakin ia juga memiliki rasa yang sama. Aku tidak berani asal menyimpulkan kalau ia malu-malu menyatakan perasaannya padaku.

Cukup. Perlahan aku sudahi saja rasa ini.

Sahabatku. Ia yang sangat dekat denganku, kami sudah saling memahami, aku sayang dengannya, sebagai seorang sahabat, tidak lebih. Namun di tengah kepasrahan dan sarat harapan yang aku alami ini aku mencabut bunga harapanku kepada seseorang yang spesial ini, dan berusaha menanam harapanku kepada sahabatku. Sekarang aku tengah berusaha membuang bunga itu. Lebih baik aku patah hati perlahan karena kenaifanku dari pada harus merusak persahabatanku karena keegoisanku, karena dilemaku tentang cinta yang tidak jelas.

Perjalananku masih panjang untuk mencari seseorang yang tepat. Aku butuh waktu dan.... udara segar untuk bernapas sejenak sebelum memulai pencaharianku. Lagi.

0 comments:

Post a Comment

 
;