Listen


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com
Friday, October 15, 2010

Pelajaran Apa Yang Paling Sulit?

Seharusnya ga ada matapelajaran yang sulit di dunia ini, semuanya bisa kita pelajari dengan baik. Kita udah di karuniai otak, sayang banget kalo otak kita ga bisa di gunain semaksimal mungkin untuk berpikir memecahkan soal-soal logika yang paling rumit sekalipun. Mau bandingin diri sama Einstein? Boleh aja, tapi asal kalian tahu, kalian bisa jadi sama pintarnya atau bahkan lebih pintar dari pada Einstein.
Kenapa?
Apakah kalian punya penyakit disleksia seperti Einstein???
Kalau Einstein aja bisa, kenapa kita tidak.

Tetapi, kenyataan berkata lain, ada satu pelajaran yang paling sulit di pelajari oleh manusia. Apakah itu?
Itu adalah Pelajaran Mengampuni.
Sulit karena kita salah menggunakan instrument.
Kita cenderung menggunakan logika kita untuk mempertimbangkan tindakan yang akan kita ambil.
Logika yang cenderung rigid. A = A gak mungkin A = B atau Awan = Awan gak mungkin Awan = Petir ????
Apa yang sudah menjadi stigma kita pada orang itu tidak mungkin bisa dengan mudah kita ubah kalau kita menggunakan logika kita.
Terkadang kita lupa penyeimbang logika kita. Kita punya imajinasi, kita bisa menggunakan imajinasi kita untuk mengeksplor dunia yang tidak bisa terjangkau dengan tangan kita. Kita dapat merubah apapun yang kita mau dalam pikiran kita dengan imajinasi, A tidak selalu = A, A bisa menjadi = a atau Awan = Hujan.

Tetapi hal tersebut bertentangan dengan logika, kita bisa menganggap orang tersebut baik dalam pikiran kita, tetapi bagaimana bisa kita memandang (dengan mata kita) orang yang sangat menyebalkan menjadi sangat baik?

Maka gunakan istrument yang satu ini,
Hati kita...
Hati cenderung peka dengan hal-hal kecil.
Cobalah untuk memikirkan kebaikan-kebaikan kecil yang tersirat dan tersurat dalam orang yang sangat kamu benci. Gunakan logikamu untuk melihat kembali mengapa bisa ada stigma-stigma yang terlabel pada orang itu, gunakan imajinasimu untuk mengenang saat-saat kamu baru mengenal orang itu. saat kamu tertawa bersama orang itu, saat kalian saling bercerita, saat orang itu menegurmu, saat orang itu sangat membuatmu merasa terganggu, gunakan logika dan perasaanmu saat mengenang masa-masa itu. Saat kamu sudah menganalisa orang itu, tariklah benang merahnya.

Apa kesimpulanmu?
Jika belum membuahkan sebuah pengampunan, ada baiknya kamu mengadakan riset ulang dengan observasi nyata :o)

0 comments:

Post a Comment

 
;