Saat ini gw lagi menikmati suasana malam yang dingin, lembab dan sunyi.
Sedikit cerita, gw baru aja pulang les EF, selama gw les 1½ jam Pamulang diguyur hujan deras. Pas gw pulang, jalanan jadi gelap dan sepi. Gw pulang sendiri naik motor, badan gw Cuma dibalut cardigan hitam tipis, gak heran gw merasa kedinginan sepanjang perjalanan, seperti saat ada dementor yang datang, dan jujur aja, sepanjang perjalanan, kadang-kadang bulu kuduk gw berdiri dan gw bergidik. Gw takut sendirian..
Gw mencoba untuk melupakan segala ketakutan gw, gw mengalihkan perhatian gw ke hal-hal yang lebih baik, sambil mengendarai motor dengan kecepatan 20 km/jam,gw mulai melamun dan lamunan itu masih berlangsung hingga sekarang, saat gw menulis blog ini :D
Gw memikirkan kembali saat-saat bahagian gw dengan sahabat gw Indira saat les di EF tadi. haha… lucu juga kalau mengingat hal-hal aneh yang sering gw lakukan dengan sohib gw yang satu ini. Gw punya banyak temen deket saat gw masih SMP dulu. Kita menghabiskan banyak waktu bersama, dengan berbagi cerita, humor, kegilaan, keluh-kesah, dan belajar bersama. Mereka adalah semangat hidup gw, dari dulu sampe sekarang. Mereka yang selalu bisa mengangkat gw dari lautan kesedihan gw, pereda emosi gw, patronus gw dari berbagai dementor. Tapi, sekarang kedekatan kita dibatasi ruang dan waktu. Gw udah beda sekolah sama mereka, sulit buat gw ketemu mereka lagi.
Jujur, gw merasa egois, menganggap temen-temen gw sebagai patronus gw.
Sekarang, gw merasa kekuatan patronus gw udah memudar, bahkan ada 1 patronus gw yang lenyap begitu aja dari kehidupan gw.
Seperti yang dikisahkan dalam Harry Potter, kekuatan patronus itu terbentuk dari ingatan kita akan pengalaman paling membahagiakan yang pernah kita alami,
Terkadang gw mencoba melakukan seperti yang dilakukan Harry saat mencoba mengeluarkan Patronusnya, ia memikirkan saat paling membahagiakan, yaitu berbicara dengan orang tuanya, padahal ia sendiri tidak tahu apakah ia pernah melakukannya atau tidak, karena orang tuanya sudah meninggal sejak ia masih kecil.
Gw mencoba menciptakan patronus itu. Tetapi, gw dan tokoh Harry memang berbeda, gw gak berhasil membentuk pelindung itu, malahan pada dementor semakin mendekati diri gw.
Sepertinya pemikiran ala Harry tidak cocok dengan keadaan diri gw.
Setelah beberapa lama mencari-cari kebahagiaan, gw baru sadar, kebahagiaan itu sebenarnya ada dimana-mana. Teman-teman baru gw, pengalaman baru yang gw alami dan ingatan gw akan masa lalu gw yang indah.
Kebahagiaan yang gw miliki, seperti sebuk peri Tinker bell yang ada disekeliling tubuh Peter Pan.
Tetapi untuk merasakan spektakuler, ajaib dan serunya terbang melintasi langit, gw harus memikirkan hal-hal yang membahagiakan juga.
Patronus dan serbuk peri adalah bentuk dari kebahagiaan.
Teman-teman kita, ingatan akan masa lalu yang membahagiakan, hobi kita, kegiatan kita, apapun yang dapat membuat kita merasakan kebahagiaan sejati,
coba kita lihat dan pikirkan ..
Dementor (sebagai bentuk kesedihan, kesuraman), masalah kita selalu ada disekeliling kita
Jangan memandang wajah-wajah dementor itu,
seperti yang terjadi pada Harry saat ia memandang dementor itu, semua kebahagiaannya terserap begitu saja hingga yang tersisa hanya teriakan kesedihan didalam pikirannya.
Jangan biarkan dementor menyita perhatianmu, alihkan segera tatapanmu dari dementor itu...
Listen
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment